Apakah Kita Gembira dengan Kedatangan Ramadhan?
Tak berapa lama lagi Ramadhan akan tiba. Selayaknya, orang yang beriman bersiap menyambut kedatangannya. Mempersiapkan diri dari aspek mental, spiritual, bahkan fisik karena sepanjang Ramadhan, diri kita akan tertuntut untuk menggunakan segala potensi yang kita miliki untuk memperoleh segala keutamaan yang Allah janjikan di dalamnya.
Orang beriman tentu percaya dengan berbagai keindahan, kenikmatan yang Allah janjikan di dalam syurga, itulah tempat berpulang orang bertaqwa. Orang beriman juga tentu percaya dengan adanya neraka, tempat yang membakar dosa berikut orang-orang yang masuk ke dalamnya. Keduanya abadi. Ramadhan membawa serta janji Allah bagi orang yang mengimani-Nya, membuka pintu Syurga dan menutup pintu neraka.
Syurga dengan nikmat berupa “kebun-kebun dan
buah anggur, gadis-gadis remaja yang sebaya, gelas-gelas berisi penuh minuman,
serta mereka tak mendengar perkataan sia-sia serta dusta (Q.S. An-Naba; 32-35).
Neraka yang “Berabad-abad manusia atau jin harus menghuninya, tanpa kesejukkan,
selain air mendidih dan nanah (Q.S. An-Naba 23-25).
Orang beriman tentu percaya dan tak mungkin menyia-nyiakan jika tiket pintu
syurga itu ada di hadapannya. Ramadhan membawanya secara ‘esklusif’ pada kita,
orang-orang beriman. Shaum Ramadhan, dengan berbagai keutamaanya, Allah
‘tawarkan’ hanya bagi orang beriman, “Yaa ayyuhalladziina aamanuu”, Wahai
orang-orang yang beriman, telah diwajibakan atasmu shaum..”. Hanya orang
beriman yang diseru.
Betapa besar keuntungan yang Allah ‘titipkan’ pada Ramadhan. Bukankah kita
seharusnya bergembira? Bukankah kita seharusnya menyambut dengan penuh suka
cita? Memang, ada dua jenis sikap manusia Ketika Ramadhan datang. Sebagian
bergembira, Sebagian lain biasa saja. Bagi yang bergembira, Ramadhan ialah
peluang memperoleh syurga. Namun, bagi Sebagian lain, Ramadhan tak ubahnya,
bulan-bulan lainnya.
Bagi yang bergembira, ia sangat yakin kematian satu waktu akan menjemputnya, ia yakin dengan balasan di yaumil akhir, ia tahu bawah taka da pilihan lain di akhir perjalanan, melainkan Syura atau Neraka.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran: 185).
Sedangkan yang kedua ialah mereka yang “biasa saja” dengan kehadiran Ramadhan, bahkan kebencian. Mereka benci karena akses terhadap fasilitas kemaksiatan terbatas pada bulan Ramadhan. Hatinya tertutup kebencian karena menyaksikan kamu muslimin berlomba-lomba dalam kebaikan. Syaitan nampaknya menghembuskan kebencian dalam hatinya hingga tak terlihat indahnya Ramadhan di matanya, apalagi merasa senang.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 179)
Tentu kita berharap termasuk golongan orang-orang yang bergembira dengan datangnya Ramadhan. Semata-mata karena yakin dengan ganjaran yang telah Allah siapkan.