Malam Lailatul Qadar: I’tikaf-lah Kamu Gak Rindu Rabb-Mu Apa?
Ramadan
hampir berakhir. Tidak terasa kita sudah masuk 10 hari terakhir, waktunya
menghidupkan malam dengan lebih perbanyak ibadah; untuk senantiasa berdzikir,
tadarus Al-Quran, salat sunah, mendengarkan tausiyah atau berdiskusi hal-hal
baik. Keistimewaan malam ini dapat diterangkan dalam Al-Quran pada Surat
Al-Qadr. Malam-malam ini merupakan ada amalan sunah yang sangat dianjurkan
malam yang lebih baik dari seribu bulan. Salah satunya, kita melakukan I’tikaf.
I’tikaf
secara bahasa diartikan menetap pada sesuatu. (Jadi maksud kalimat ini hanya
saya ingin memaknai secara bahasa). I’tikaf juga menurut istilah adalah berdiam
diri di masjid dengan tata cara yang khusus disertai dengan niat melakukan
ketaatan kepada Allah SWT.
Menurut
hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim disebutkan, bahwa malam
Qadar terjadi pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan
Ramadan, Nabi Muhammad SAW bersabda:
Dari
Aisyah r.a ia menuturkan, ”Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,”Carilah
malam Qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir bulan Ramadan.”
(Hadis Shahih, Riwayat al-Bukhari: 1878 dan Muslim: 1998)
Semua
orang kita tidak pernah tahu dapat atau tidaknya kita pada amalan ini. Kita dianjurkan
hanya memaksimalkan ibadah saja di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Sebagaimana
sama dengan orang yang tidak pernah tahu kapan berjodoh atau tidaknya kita pada
pencapaian tertentu. Tapi, begitu perlu memaksimalkan perjuangan di setiap
kesempatannya. Artinya, Allah SWT merahasiakan Lailatul Qadar itu agar kita
terus melatih menjadi pribadi lebih disiplin mencari dan berlomba-lomba pada setiap malamnya serta agar kita terus
taat beribadah, tidak terpaku hanya di satu malam saja.
Mari mendekatkan diri terus kepada Allah SWT. jangan sampai lalai dengan malam-malam mulia ini, karena akan hadir bersamamu jika kamu taat beribadah di dalamnya.