Orang-orang yang Munajat
Ilustrasi orang yang sedang baca Al-Quran. (Foto: masjidtimings.com)
Orang-orang Muslim yang puasanya
lebih mendalam, tidaklah lepas Al-Quran dari tangannya, entah berapa kali ia
khatam selama Ramadan. Kadang-kadang jiwanya laksana mengembara jauh sekali
melalui ruang dan waktu menuju dari mana sumber datangnya wahyu, menemui
Rasulullah S.A.W dalam kehidupan beliau yang telah lama berlalu, demikian
dekatnya, sehingga seakan-akan terasa Rasul itu hidup hari itu. Terbayang
seketika beliau menaiki gua Hiraa’ dan Jabal Nur tatkala menerima wahyu yang
pertama di dalam bulan Ramadan. Terbayang perjalanan beliau meninggalkan Mekah
dan hijrah bersama sahabatnya Abu Bakar menuju Madinah. Kemudian terbayang pula
Perang Badr yang terjadi juga dalam bulan Ramadan. Kemudian teringat kemenangan
dan penaklukan Mekah, perang menaklukkan Mekah, memerdekakan Ka’bah dari
berhala-hala dan patung, dan memerdekakan jiwa dari setan yang disembah
manusia.
Dengan mengerjakan puasa Ramadan ini maka jarak zaman kita dengan zaman Rasulullah S.A.W menjadi hilang. Sehingga dapatlah disaksikan bahwa hidup yang berarti sebagai Muslim ialah dengan kokohnya akidah, teguhnya kemauan dan iman, dan panasnya darah syuhada yang mengalir. Lalu, diperbaharui iman kembali, dan ditanamkan keyakinan hidup bahwasanya kemuliaan dan kemenangan dan tegaknya agama Allah, hanya dapat dicapai apabila ditempuh jalan Mu’min yang sejati. Demikianlah selamat berpuasa.